Semangat Menuntut llmu

Hari ini adalah hari Jum'at, tanggal 2 Juni 2023. Suara adzan telah berkumandang di Mesjid At-Taqwa Amuntai atau yang bisa kami warga Amuntai sebut dengan Mesjid Raya. Akupun bergegas mengambil air wudhu di kantorku. Kebetulan waktu itu aku sedang kerja lembur dikantor yang letaknya berseberangan saja dengan mesjid.

Seperti biasa sesampainya dimesjid aku suka mencari posisi dimana aku bisa melihat siapa yang akan mengisi khotbah. Hal itu aku lakukan karena, yang pertama agar aku bisa mendengarkan isi khotbah dengan penuh khidmat dan perhatian. Kedua, jika isi khotbahnya bagus dan mampu menggetarkan jiwaku yang yang membutuhkan ilmu ini, kiranya suatu saat nanti aku bisa menemui beliau dan meminta petuah-petuah kehidupan.

Qadarallah. Yang menjadi khotib Jum'at saat itu adalah Ustadz Nashrullah Muhammad Atha, Lc. M.H. Beliau adalah ustadz yang sudah tidak asing bagiku. Pertama, aku kenal beliau melalui sebuah buku keren yang beliau tulis, judulnya The Power Youth beberapa tahun yang lalu. Kedua, beliau adalah dosen di STIQ Amuntai. Dan ketiga, aku sering kerumah beliau untuk mendengarkan nasehat-nasehat agama.

Akupun mendengarkan khotbah beliau dengan penuh khidmat dan perhatian. Beliau mengawali khotbah tentang istri Rasulullah saw. yang bernama ummu Salamah yang mana pernah meriwayatkan sebuah hadits tentang doa yang selalu di baca Rasulullah ketika pagi menjelang pagi.

 اللَّهمَّ إنِّي أسأَلُكَ عِلمًا نافعًا، ورِزْقًا طيِّبًا، وعمَلًا مُتقَبَّلًا  (رواه الامام النساء)
"(Ya Allah, sungguh aku mohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima)."  (H.R Imam Nasa'i)

Dari tiga permintaan Rasulullah dalam doanya pada setiap pagi ada tiga makna yang bisa kita pelajari bersama.

Pertama ilmu yang bermanfaat. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam merasa berkepentingan pada setiap paginya untuk meminta kepada Allah ilmu dengan mengabaikan permintaan lainnya, kenapa harus ilmu yang beliau pinta ?

Tidak ada keberhasilan di dunia tanpa ilmu pengetahuan tanpa ilmu pengetahuan maka umat Islam akan selalu menjadi umat yang terbelakang. Aktivitas apapun baik dunia maupun akhirat tanpa ilmu pengetahuan tidak akan diterima. Jangan sampai aktivitas akhirat kita atau ibadah kita tanpa didasari ilmu pengetahuan, karena dalam bahasa Ibnu Ruslan sebagaimana dalam gubahan beliau :

وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ

"siapapun yang beraktivitas tanpa ilmu maka aktivitasnya tertolak tidak akan pernah sempurna"

Diksi "Nafi'an" atau bermanfaat memberikan pesan bahwa Islam tidak mengenal pembelahan ilmu kepada ilmu dunia dan ilmu akhirat. dalam literatur Islam, ilmu hanya terbagi kepada ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat.  oleh sebab itu setiap pencapaian ilmu pengetahuan, baik ilmu baik ilmu-ilmu dunia maupun ilmu-ilmu agama harus memberikan manfaat kepada orang lain. 

Lalu bagaimana agar setiap ilmu yang dipelajari memiliki nilai manfaat? Mari kita perhatikan ayat pertama yang Allah ta'ala turunkan kepada Rasul-Nya yang berbunyi :

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Q.S Al-Alaq : 1)

Kata beliau  perintah membaca yang merupakan pintu ilmu pengetahuan tidak menyebut jenis ilmu yang harus dibaca, tetapi yang terpenting adalah bahwa setiap bacaan selalu menyertakan nama Tuhan.

Kemudian beliau mencontohkan seorang dokter yang menyertakan Tuhannya pada saat melakukan tindakan medis tentunya akan merasakan kebesaran Tuhannya. Seorang fisikawan yang sedang melakukan kajian astronomi dengan menyertakan Allah ta'ala dalam studi tentunya juga akan merasakan Kemahanesaran Tuhannya. Begitu pula seorang biolog yang sedang mempelajari beragam sel dan teori tentang makhluk dengan menyertakan Tuhannya juga akan menemukan kemahabesaran Tuhannya. sehingga ketika terjadi keterhubungan ilmu pengetahuan dengan rasa kemahabesaran terhadap Tuhannya tentu akan menjadikan ilmu tersebut memberikan manfaat.

Diksi ilmu yang bermanfaat ini juga memberikan satu pesan bahwa Islam memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada umatnya untuk mempelajari beragam ilmu pengetahuan dengan syarat adanya kehadiran Tuhan pada setiap bacaan ilmu pengetahuan sehingga pancaran ilmu akan memberikan kontribusi kemanfaatan bagi umat.

Kemudian kata beliau agar setiap amal kita diterima oleh Allah ta'ala, maka setiap individu harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu, disinilah ilmu menjadi suatu yang sangat penting. tanpa ilmu, maka apa saja yang dikerjakan tentunya akan lebih banyak salahnya daripada benarnya.

Kemudian dalam sebuah ungkapan Arab disebutkan
"banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan orangwi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk."

Jadi dalam Islam tidak ada pertentangan antara aktivitas dunia dan akhirat. yang terpenting diantara keduanya adalah faktor niat yang akan menentukan diterima atau tidaknya sebuah amal.

Kurang lebih itulah isi pesan yang beliau sampaikan ketika khotbah jum'at. Semoga Allah ta'ala selalu memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat rezeki yang halal dan amal yang diterima amin amin ya robbal alamin 🤲🏻

والله اعلم بالثواب



Posting Komentar

0 Komentar