Buku "Bicara Itu Ada Seninya" membuka mataku tentang pentingnya komunikasi yang baik. Sejak membaca buku ini di awal tahun 2022, aku mulai menerapkan tips-tipsnya dan merasakan perubahan positif dalam hidupku.
Kenapa sih komunikasi penting?
Ya, karena komunikasi adalah soft skill yang dibutuhkan di mana pun dan kapan pun. Baik untuk membangun personal branding, menambah relasi, atau bahkan ngobrol santai dengan tetangga.
Sayangnya, tidak semua orang jago berkomunikasi. Termasuk aku yang introvert dan kurang percaya diri.
Untungnya, buku ini membantu aku agar bisa berkomunikasi lebih baik dengan beberapa tips dan triknya :
1. Jago Storytelling
Siapa sih yang tidak suka cerita? Cerita yang menarik bisa bikin orang terhibur dan terhanyut. Bahkan, cerita yang tulus bisa menyentuh hati pendengarnya.
Buku ini mengajarkanku cara membuat storytelling yang baik dengan 4 elemen:
• Tema yang menonjol :
Pertama kita harus memiliki tema yang menonjol. Cerita yang bertema menonjol disukai oleh banyak orang.
• Cari Konflik :
Semakin dalam sebuah konflik maka semakin berlipat emosi dalam cerita. Dan jangan lupa, konflik mampu membuat orang yang mendengarnya tenggelam dalam cerita.
• Simpati yang menyentuh :
Ceritakanlah apa yang kiranya familier dan mudah dipahami oleh audien atau lawan bicara yang kita hadapi. Karena tema dan konflik saja tidak cukup untuk menghidupkan sebuah cerita, jika didalam tidak terdapat hal bisa membuat simpati.
• Berikan Solusi :
Cerita yang dramatis harus memiliki solusi terhadap konflik. Ceritakanlah bagaimana titik balik sehingga sebuah masalah akhirnya dapat teratasi dicerita tersebut.
2. Pandai Mendengar
Ternyata, teknik terpenting dalam komunikasi adalah mendengarkan. Menjadi pendengar yang baik menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara. Dan dengan rasa hormat, komunikasi pun jadi lebih lancar.
Buku ini juga ngasih tips "Aturan 1-2-3" dalam dialog:
• Sekali berbicara
• Dua kali mendengarkan
• Tiga kali memberi umpan balik
3. Memahami Irama Berbicara
Sama seperti musik, berbicara pun ada iramanya. Irama yang tepat membuat pembicaraan kita lebih menarik didengar.
Buku ini mengajarkan ku 4 unsur penting dalam irama berbicara:
• Volume yang sesuai
Menyesuaikan volume suara dengan suasana dan kondisi omongan agar adalah kunci pertama tercipta irama. Suara yang terlalu kecil tidak akan berdampak apa-apa. Demikian juga suara keras pun bukan solusinya.
• Kecepatan yang pas
Umumnya kecepatan berbicara yang pas ketika berhadapan dengan audiens adalah 200 – 300 kata permenit. Namun seorang pemula akan lebih mudah gugup sehingga memuntahkan segalanya dalam satu waktu. Jadi jadi kita harus mengendalikan kecepatan berbicar dengan penuh kesadaran.
• Intonasi yang variatif
Mengubah intonasi suara setiap saat dapat meningkatkan konsentrasi audiens. Ucapan yang tidak berintonasi hanya akan terdengar seperti lagu pengantar tidur karena begitu monoton. Saat ingin menekankan sesuatu, intonasi suara harus tinggi
• Jeda yang tepat
Oh Su Hyang mengatakan kita dapat menekankan makna ucapan lewat jeda didepan kata atau kalimat
Buku "Bicara Itu Ada Seninya" membuka pengetahuanku tentang seni berkomunikasi. Dengan menerapkan tips-tipsnya, aku jadi lebih percaya diri dan mampu menjalin komunikasi yang lebih baik dengan orang lain.
Bagaimana? Tertarik untuk meningkatkan kemampuan berbicaramu? Buku ini mungkin bisa membantu.
Ingat, perubahan butuh waktu dan usaha. Teruslah berusaha, kamu pasti bisa!
Semangat!
0 Komentar